Andy Rubin |
Rekan Profils.com Kali
pertama saya akan menulis Artikel Biografi Orang yang Berpengaruh Dalam dunia
teknologi dan Informasi. Seorang tokoh penemu kaya raya yang sangat terkenal,
Andy Rubin.
Andy Rubin lahir pada tanggal
22 Juni 1946 di New Bedford, Amerika Serikat. Dia adalah pengembang dari
Android OS. Sejak kecil, Rubin sudah terbiasa melihat banyak gadget baru. Ini
karena ayahnya, seorang psikolog yang banting setir ke bisnis direct marketing,
menyimpan produk elektronik yang akan dijualnya di kamar Rubin. Ia memiliki
minat besar pada segala hal yang berbau robot. Di Carl Zeiss A.G., tempat
pertama kali ia bekerja setelah lulus kuliah, Rubin ditempatkan di sebuah
divisi robotika, tepatnya pada komunikasi digital antara jaringan dengan
perangkat pengukuran dan manufaktur. Setelah dari Carl Zeiss, ia sempat bekerja
di bidang robot di sebuah perusahaan di Swiss.
Dari bagian manufaktur, Rubin pindah ke bagian riset di
Apple. Kemudian, pada tahun 1990, Apple melakukan spin off untuk membentuk
sebuah perusahaan bernama General Magic dan Rubin ikut di dalamnya. General
Magic berfokus pada pengembangan perangkat genggam dan komunikasi. Para
engineer yang gila kerja, termasuk Rubin tentunya, berhasil mengembangkan
sebuah peranti lunak bernama Magic Cap. Sayangnya, Magic Cap tidak mendapat
sambutan dari perusahaan handset dan telekomunikasi. Beberapa yang menerapkan
Magic Cap hanya melakukannya sebentar. General Magic pun akhirnya hancur.
Beberapa pengembang di General
Magic, bersama beberapa veteran Apple, kemudian mendirikan Artemis Research.
Perusahaan ini mengembangkan sesuatu bernama webTV, sebuah upaya awal untuk
menggabungkan Internet dengan televisi. Rubin bergabung dengan Artemis untuk
ikut mengembangkan webTV tersebut. Saat Microsoft membeli Artemis, di 1997,
Rubin pun ikut bergabung dengan perusahaan raksasa itu. Episode gila khas Rubin
kembali terjadi di Microsoft. Rubin membangun sebuah robot yang dilengkapi
kamera untuk mengerjai rekan-rekannya. Gilanya, robot itu terhubung ke Internet
dan pada satu insiden sempat dibobol oleh pihak di luar Microsoft. Pada tahun
1999, Rubin keluar dari webTV (dan artinya, ia tak lagi menjadi karyawan
Microsoft). Ia kemudian menyewa sebuah toko di Palo Alto, California, dan
menyebut toko itu sebagai laboratorium.
Karier Rubin di bidang robotika nampaknya semakin cerah,
namun hidupnya berubah gara-gara liburan di Cayman Island pada tahun 1989. Saat
sedang mengunjungi kepulauan tropis di Jamaika itu, Rubin tak sengaja bertemu
dengan seorang bernama Bill Caswell. Pria ini sedang tidur di tepi pantai,
terusir dari sebuah cottage setelah bertengkar dengan pacarnya. Andy menawarkan
pria itu tempat tinggal dan sebagai balas budi, Casswell menawarkannya
pekerjaan. Kebetulan yang menakjubkannya adalah pria itu bekerja di Apple. Di
Apple, Rubin mengalami masa-masa yang menyenangkan. Pada saat itu, Apple masih
dalam kondisi baik berkat komputer Macintosh. Budaya Apple pun menular pada
diri Rubin. Di sana ia sempat melakukan kejahilan, seperti memprogram ulang
sistem telepon sehingga ia bisa berpura-pura sebagai sang CEO, John Sculley.
Lelucon seperti itu mungkin akan disukai Steve Jobs, pria yang gemar membuat
lelucon lewat telepon, namun ketika itu adalah periode Apple tanpa Jobs.
Di tempat yang penuh dengan berbagai mainan robot koleksi
Rubin, lahirlah sebuah ide untuk produk baru. Bersama beberapa rekannya, Rubin
kemudian mendirikan Danger Inc. Sukses diraih Danger melalui sebuah perangkat
bernama Sidekick. Aslinya, perangkat ini dinamai Danger Hiptop, namun di
pasaran ia dikenal sebagai T-Mobile Sidekick.
Saat ini, Sidekick memang sudah terlihat usang, namun pada
masanya, Sidekick adalah sebuah benda yang ganjil dengan konsep teknologi yang
melampaui zaman. Perangkat itu, menurut Rubin, merupakan pengakses data dengan
kemampuan telepon. Ketika muncul di pasaran, Sidekick harus menghadapi
kenyataan bahwa PDA sedang kehilangan pasar. Namun, Rubin menegaskan bahwa
Sidekick bukanlah PDA.
Sekarang, apa yang dikatakan Rubin bukan hal aneh lagi.
Lihat saja Apple dengan jutaan aplikasi pihak ketiga yang hadir di iPhone. Hal
lain yang dilakukan Danger, yang pada masa itu belum terpikirkan, adalah
menjembatani antara pembuat handset dengan penyedia jaringan. Danger memutuskan
untuk berbagi keuntungan dengan T-Mobile dalam layanan Sidekick. Dengan
demikian, Danger tak mengandalkan penjualan handset sebagai sumber penghasilan
satu-satunya, namun juga dari layanannya. Ini membuat perusahaan pembuat
perangkat (Danger) memiliki tujuan yang sama dengan penjual perangkat (operator
telekomunikasi T-Mobile).
Rubin meninggalkan Danger pada tahun 2004. Pada 2008,
perusahaannya itu dibeli oleh Microsoft. Sang raksasa rupanya tertarik untuk
memasuki bisnis ponsel dengan lebih agresif lagi. Nilai yang ditawarkan pun
tidak tanggung-tanggung. Menurut kabar yang beredar Microsoft membeli Danger dengan
harga 500 juta dolar. Namun, pembelian Danger oleh Microsoft ternyata tidak
membawa hasil yang berbunga-bunga. Para eksekutif yang tersisa dari Danger
digabungkan oleh Microsoft ke dalam Mobile Communication Business, dari divisi
Entertainment dan Devices. Kemudian, mereka diminta mengembang sebuah ponsel
yang dikenal dengan sebutan Project Pink. Targetnya, ponsel ini harus bisa
menjadi pesaing iPhone dan BlackBerry. Menurut ComputerWorld, Project Pink
menderita penyakit klasik di sebuah perusahaan besar. Karena proyeknya cukup
bergengsi, ia diperebutkan oleh beberapa pihak. Dan lebih parahnya lagi,
perkembangannya makin melenceng dari yang diinginkan. Contohnya, awalnya ponsel
itu akan dikembangkan dengan basis Java namun kemudian diminta untuk
menggunakan sistem operasi Microsoft.
Sayangnya, Windows Phone 7 yang
seharusnya bisa digunakan untuk Project Pink, belum siap. Walhasil, saat
diluncurkan, ponsel yang akhirnya bernama Microsoft Kin ini menggunakan sistem
operasi Windows untuk ponsel yang “lawas”. Sambutan pasar yang dingin pun
membuat Kin akhirnya harus ditutup, hanya beberapa bulan sejak diluncurkan.
Nasib layanan Sidekick, yang diwarisi Microsoft dari Danger, juga tak terlalu
baik. Dalam satu insiden, yang masih belum diketahui pasti apa penyebabnya,
pelanggan Sidekick tiba-tiba kehilangan semua data mereka. Satu hal yang perlu
diketahui, semua data pada Sidekick memang disimpan ‘di awan’ (dalam hal ini
pada server yang dikelola Microsoft dan bisa diakses melalui Internet). Nah,
ketika server itu mengalami gangguan, semua data pengguna Sidekick pun lenyap.
Pada awal tahun 2002, Rubin sempat memberikan sebuah
kuliah di Stanford mengenai pengembangan Sidekick. Karena, meski penjualan
Sidekick di pasaran tak meledak, perangkat itu dinilai cukup baik dari sisi
engineering. Sebuah kebetulan bahwa Larry Page dan Sergei Brin, pendiri Google,
ikut hadir dalam kuliah tersebut. Selepas kuliah, Page menemui Rubin untuk
melihat Sidekick dari dekat. Rupanya, Page melihat, perangkat itu menggunakan
search engine Google. “Keren,” ujar Page. Ini adalah sebuah titik tolak bagi
Page untuk sebuah ide yang dalam beberapa tahun kemudian akan terwujud, sebuah
ponsel Google. Kurang lebih dua tahun setelah itu, Rubin telah meninggalkan
Danger dan mencoba melakukan hal-hal baru. Termasuk di antaranya mencoba
memasuki bisnis kamera digital sebelum akhirnya ia mendirikan Android.
Rubin menginkubasi Android saat ia menjadi
enterpreneur-in-residence bersama perusahaan modal ventura Redpoint Ventures di
2004. “Android berawal dari satu ide sederhana, sediakan platform mobile yang
tangguh dan terbuka sehingga bisa mendorong inovasi lebih cepat demi keuntungan
pelanggan,” ujar Rubin. Pada Juli 2005, 22 bulan setelah Android berdiri,
perusahaan itu ditelan oleh raksasa Google. Rubin pun memilih untuk bergabung
dengan Google. Ketika membeli Android Inc., Google tidak menyebutkan dengan
rinci berapa harga yang dibayarkan dan apa yang ingin dilakukannya dengan
perusahaan itu. Bahkan, Google menyebut pembelian itu sebagai akuisisi terhadap
sumber daya manusia dan teknologinya saja. Selain Andy Rubin, Google memang
meraup banyak orang-orang brilian dari Android. Ini termasuk Andy McFadden
(pengembang WebTV bersama Rubin, dan juga pengembang Moxi Digital); Richard
Miner (mantan Vice President di perusahaan telekomunikasi Orange); serta Chris
White (pendiri Android dan perancang tampilan serta interface WebTV).
Bersama Google, Android diberi kekuatan ekstra. Perusahaan
asal Mountain View, California itu kemudian membentuk Open Handset Alliance
untuk mengembangkan perangkat bagi Android.
Di AS, Motorola Droid jadi salah satu senjata Verizon
Wireless melawan AT&T dengan iPhone-nya. Sedangkan Nexus One, ponsel
Android Google buatan HTC, hadir tanpa “ikatan dinas” pada satu operator
tertentu.
Kehadiran Android nampaknya berusaha menggoyang dominasi
pasar ponsel di AS. Di Indonesia, Android pun nampak siap jadi primadona
setelah muncul dengan gegap gempita dalam Indonesia Celullar Show 2010.
Itulah
kisah kesuksesan Andi Rubin Yang Bersama Rekanya. Andi Berani Melakukan Sesuatu
Yang Baru Dan Berani Mengambil resiko.Jangan Pernah Takut Akan Kegagalan Karena
Kegagalan Adalah Kesuksesan Yang Tertunda.
Sumber: Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar